Asing, menurut KBBI kata ini berarti aneh atau tidak biasa. Jika disematkan di belakang kata“bahasa“, maka akan menjadi bahasa asing, sehingga dapat kita sepakati bersama bahwa bahasa asing adalah bahasa yang aneh, bahasa yang tidak biasa. Di dalam bahasa asing ini tentunya tidak termasuk bahasa daerah atau bahasa ibu dan umumnya bahasa asing disematkan pada bahasa yang „diimpor“ dari luar negeri, di dalamnya termasuk Bahasa Jerman, Bahasa Prancis dan juga Bahasa Turki.

Selanjutnya mari kita selidiki kenapa bahasa-bahasa tersebut masuk ke dalam kategori bahasa asing? Tentu jawaban yang mudah adalah karena bahasa-bahasa tersebut tidak biasa digunakan di Indonesia. Hanya komunitas tertentu yang menggunakan bahasa-bahasa ini, seperti lembaga kursus bahasa, kelas bahasa di sekolah-sekolah ataupun komunitas kebahasaan lainnya.

Apakah bahasa-bahasa ini sulit dikuasai? Pertanyaan ini memiliki jawaban yang bersifat relatif. Tidak dapat dipastikan bagaimana tingkat keberhasilan pencapaian bahasa masing-masing individu. Pengajar yang sama, metode belajar yang sama, bahan ajar yang sama tidak dapat menjamin bahwa pencapaian bahasa si A sama dengan pencapaian bahasa si B. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti yang telah disampaikan dalam artikel tentang rintangan belajar bahasa.

Namun kabar baiknya, sebenarnya tidak tertutup kemungkinan bagi siapapun untuk menguasai sebuah atau beberapa bahasa asing sekaligus, asalkan kita dapat mengetahui bagaimana “bahasa itu bekerja”. Lawan kata dari asing adalah akrab atau biasa, maka kita harus jadikan bahasa asing itu menjadi bahasa yang biasa bagi otak kita. Caranya bagaimana? Mari kita pelajari lebih lanjut mengenai istilah “internalisasi bahasa”.

Secara umum proses belajar bahasa terdiri dari 4 kegiatan utama yaitu mendengar, membaca, menulis dan berbicara. Jika bahasa asing yang kita pelajari sudah terinternalisasi dalam keempat aspek tersebut, maka insya allah tidak ada lagi hambatan yang menghalangi kita menguasai bahasa tersebut. Di saat seseorang sudah mampu menghayati bahasa asing tersebut dalam keempat kegiatan bahasa, maka dapat kita katakan bahwa bahasa itu sudah meresap, sudah terinternalisasi dengan baik pada dirinya. Bagaimana caranya? Mari kita kupas satu persatu.

Mendengar

Sering kita bertanya mengapa anak kecil lebih mudah belajar asing daripada orang dewasa? Misalnya seorang anak yang aktif menonton chanel online berbahasa Inggris, tiba-tiba saja dapat melafalkan alphabet atau menyebut angka dalam Bahasa Inggris tanpa diajari oleh orang tuanya. Hal ini sangat mungkin terjadi, sebab mendengar adalah proses belajar yang paling menyenangkan dibandingkan ketiga kegiatan yang lainnya.

Belajar bahasa asing dengan cara mendengarkan lagu dalam bahasa tersebut ataupun menonton filmnya, tentu sangat mengasyikkan. Untuk mempercepat proses pemahaman dalam hal ini, beberapa orang bahkan rutin mendengar lagu-lagu dalam bahasa asing sebelum mereka terlelap tidur. Diyakini bahwa lagu-lagu yang mereka dengar sampai di alam bawah sadarnya kelak akan lebih mudah dikenali oleh otak sehingga tidak menjadi asing lagi.

Membaca

Seringkali seseorang sudah merasa kesulitan saja saat harus membaca sebuah teks berbahasa asing. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan dulu kesenangan membacanya dengan cara memahami teks sederhana yang dapat kita temukan di komik-komik bahasa asing atau dongeng-dongeng yang sudah beredar umum di masyarakat, misalnya Putri Salju (Bahasa Jerman : Schneewittchen). Kemungkinan kita belum mampu memahami kata per kata, namun karena kita sudah paham jalan cerita dongeng Putri Salju, maka kita akan lebih menikmati proses membaca.

Jika ingin menaikkan tantangan, maka marilah kita rajin membaca berbagai macam berita internasional dalam Bahasa Indonesia, misal berita tentang wabah Covid-19 yang tengah melanda di berbagai belahan dunia, setelah itu kita cari berita terkait Covid-19 dalam Bahasa Jerman. Tentunya kita akan kesulitan memahami kata per kata, tapi kita dapat mengerti isi teks tersebut berdasarkan konteks.

Menulis

Menulis termasuk kegiatan belajar yang menunjukkan sebaik apa kita mampu merespon informasi yang kita dapat dari luar. Mendapatkan ide adalah hal yang seringkali dijadikan alasan untuk tidak dapat mulai menulis. Untuk itu marilah kita mulai dari hal yang sederhana seperti menulis tentang kegiatan yang telah kita lakukan selama satu hari, seperti menulis buku harian. Atau bisa juga kita biasakan menulis catatan belanja kita dalam bahasa asing yang tengah kita pelajari.

Jika kita ingin meningkatkan tantangan dalam belajar, maka dari teks bahasa asing yang telah kita baca sebelumnya dapat kita buatkan ringkasannya secara tertulis dengan menggunakan pilihan kata yang kita pahami. Melalui cara ini kita juga akan terlatih untuk memperkaya perbendaharaan kosakata kita.

Berbicara

Sama seperti menulis, berbicara juga termasuk dalam kemampuan produktif. Untuk melatih ketrampilan berbicara tidak hanya diperlukan penguasaan kosakata, namun juga diperlukan keberanian. Hal ini dapat diawali dengan rajin berlatih berbicara sendiri di depan cermin. Kita dapat membaca lantang buku dongeng yang kita miliki, dan lebih sempurna lagi jika juga dilakukan perekaman. Menyimak video berbahasa asing juga dapat memperlancar pelafalan kita.

Jika sedikit saja keberanian berbicara dalam bahasa asing sudah tumbuh, maka marilah kita bergabung dalam berbagai komunitas yang ada, di mana kita dapat secara aktif menggunakan bahasa yang tengah kita pelajari secara lisan.

Kata kunci agar kemampuan reseptif (mendengar dan membaca) dan kemampuan produktif (menulis dan berbicara) dapat berkembang secara optimal adalah terus mencoba dan tidak takut salah.

Depok, 10 Juli 2020

Siti Makmuria

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *