Salam kenal, Aditya! Sebelumnya, untuk perkenalan nih, bisa diceritakan sekilas profil diri kamu? Bisa dimulai dari nama lengkap, asalnya dari mana, kuliah dimana, jurusan apa, tinggal dimana, dan kuliah menggunakan beasiswa atau biaya pribadi?
Perkenalkan, nama lengkap saya Aditya Perdana, kuliah di Leibniz Universität Hannover, jurusan Kimia. Saya sendiri dari Jakarta, dan kuliah menggunakan biaya sendiri.
Mengapa Aditya memilih Jerman sebagai tempat kuliah? Apa yang menarik dari negara ini?
 
Yang membuat saya dulu tertarik untuk sekolah di Jerman adalah dari hal biaya sekolah dan teknologinya. Dibanding negara lain di Eropa seperti UK, Belanda, atau Perancis, biaya sekolah di hampir semua universitas di Jerman itu gratis, dan senangnya di universitas tempat saya kuliah sejak tahun ini juga sudah mulai gratis.
Boleh diceritakan tentang universitas tempat Aditya kuliah? Hal-hal apa yang paling kamu sukai dari universitas tersebut?
 
Wah, boleh-boleh. Tempat saya kuliah letaknya hanya 10 menit naik trem dari tempat saya tinggal. Jadi, kalau mau makan siang gak perlu beli di kantin, bisa pulang ke rumah (biar hemat uang jajan), hehe. Oh iya, jam kuliahnya juga fleksibel, jadi bisa membuat jadwal kuliah sendiri.
Bagaimana cara Aditya beradaptasi dengan sistem perkuliahannya di sana? Adakah trik untuk mencoba lebih dekat dengan dosen?
 
Dulu sekitar 1 bulan sebelum kuliah di Universitas saya, ada program namanya STEPin. Di Grup ini, ada sekitar 50% orang maasiswa berbahasa ibu Jerman dan 50% mahasiswa asing. Di sana kami diajarkan bagaimana berkomunikasi, berinteraksi dengan dosen/ teman mahasiswa lainnya, mengatur jadwal dll selama perkuliahan di sini. Karena komunikasi kan sangat penting buat dapat teman baru dan beradaptasi di lingkungan baru, sedangkan di Jerman sendiri hampir semua program bachelor-nya menggunakan bahasa Jerman. Jadi, dari grup STEPin tadi hasilnya saya jadi lebih “pede” dan juga lebih cepat beradaptasi.
Biar dekat dengan dosen, biasanya harus rajin bertanya, tapi pertanyaannya jangan yang ngawur ya. hehe. Setiap dosen di kampus saya punya jam tutor atau latihan, di sana mahasiswa bisa bertanya langsung dengan bapak/ibu dosen mata kuliah masing-masing.
Apakah ada hal menarik, lucu, atau mungkin membosankan yang pernah Aditya temui di dalam kelas?
 
Haha ada nih! Jadi, awal-awal masuk kuliah kita ditunjukkan sama pak dosen bagaimana caranya keluar kelas jika terjadi kebakaran. Na, karena gedung kuliah saya dekat dengan lab kimia, jadi kalau ada yang salah dengan percobaan (ada asap) maka alarm kebakaran akan bunyi, dan alarm kebakaran akan otomatis memanggil pemadam kebakaran. Hari itu juga selang setengah jam setelah kita melakukan simulasi kebakaran, ternyata alarm kebakaran beneran berbunyi dan kita akhirnya dipulangkan lebih cepat.
Bahasa apa yang digunakan oleh masyarakat Jerman sehari-hari? Apakah ada tips bagaimana agar kita bisa lebih mudah dalam berbaur?
 
Di Hannover masyarakatnya menggunakan bahasa Jerman “Hochdeutsch”, atau yang tanpa aksen/dialek, jadi buat saya lebih ramah di telinga. Jangan terbiasa main di lingkungan yang isinya orang Indonesia saja, nanti bahasa Jermannya nggak berkembang. Karena kalau bahasa Jermannya udah jago, pasti jauh lebih gampang berteman, cari kerja sambilan, kuliah, dll.
Apakah Aditya memiliki tempat makan favorit di sana? Jika iya, dimana dan apa keunikannya?
 
Wah…tempat makan favorit saya nggak ada tuh, paling seneng masak sendiri di rumah. Nah, bahan-bahannya belinya di toko Asia, ada tempe dan Indomie! Paling favorit itu.
Apa perbedaan budaya yang paling terasa antara Jerman dengan Indonesia? Bagaimana sikap Aditya atas perbedaan tersebut?
 
Paling terasa adalah masalah ketepatan waktu. Di sini di tiap halte bis, trem, atau kereta, pasti ada jadwal jam berapa kereta/bis-nya sampai di halte tersebut. Dan itu pasti sampai tepat waktu paling telat selisih -/+ 5 menit. Oh iya, orang-orangnya juga kalau datang biasanya 15 menit sebelumnya sudah ada di tempat janjian.
Apakah ada tips yang sebaiknya dilakukan bagi mahasiswa Indonesia setelah selesai kuliah di sana? (Misalnya: peluang kerja di sana,dsb)
Berdasarkan pengalaman teman-teman yang sudah lulus, kebanyakan dari mereka mencari pengalaman kerja dulu selama beberapa tahun sebelum kembali ke Indonesia. Jadi punya bayangan bekerja dengan skala international dan menambah daftar pengalaman di CV juga.
Salam berkuliah.com!
Sumber : http://www.berkuliah.com/2014/12/kuliah-di-jerman-yuk-dengerin-pengalaman-dari-aditya-perdana.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *